Headlines News :
  • AGENDA MAJELIS ROSULLULOH SAW

    AGENDA MAJELIS ROSULLULOH SAW

  • SYEKHERMANIA LASKAR PURWOREJO AHBAABUL MUSTHOFA

    SYEKHERMANIA LASKAR PURWOREJO AHBAABUL MUSTHOFA

  • SYEKHERMANIA LASKAR PURWOREJO PECINTA ROSULLULOH SAW

    SYEKHERMANIA LASKAR PURWOREJO PECINTA ROSULLULOH SAW

  • SYEKHERMANIA LASKAR PURWOREJO

    SYEKHERMANIA LASKAR PURWOREJO

  • AHBAABUL MUSTHOFA BERSHOLAWAT

    AHBAABUL MUSTHOFA BERSHOLAWAT

Home » Tentang Maulid » Mengapa Kita Memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW?

Mengapa Kita Memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW?

Tuesday, 14 January 2014



Jika Anda menyukai Artikel di blog ini, Silahkan klik disini untuk berlangganan gratis via email, dengan begitu Anda akan mendapat kiriman artikel setiap ada artikel yang terbit di SYEKHERMANIA LASKAR PURWOREJO
syekhermania laskar purworejo
بِسْــــــــــــــــمِ اﷲِالرَّحْمَنِ اارَّحِيم

Mengapa Kita Memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW?


Ada sekelompok kecil umat Islam berpendapat bahwa merayakan hari kelahiran Nabi SAW adalah bid’ah tercela, bahkan dituduh haram, dengan alasan Nabi SAW tidak pernah melakukan dan tidak ada hadits shahih yang menganjurkan. “Benarkah pendapat seperti ini, dan perlukah pendapat ini diikuti?”
KH Ma’ruf Asrori mengawali ceramahmya itu pada Peringatan Maulid Nabi Saw yang diselenggarakan Jam’iyyah Al-Islah Jemurwonosari Surabaya, Ahad (12/1)

“Seandainya Nabi Saw. memang tidak pernah merayakan hari kelahirannya, dan tidak ada hadits shahih yang secara tekstual menganjurkan merayakan Maulid, maka hal ini tidak serta merta menjadi alasan untuk mengharamkan Maulid Nabi Saw. dan menganggapnya sebagai bid’ah yang tercela,” kata Kiai Ma’ruf.

Menurutnya, umat Islam juga mempertimbangkan dalil-dalil agama yang lain, seperti Qiyas, Ijma’ dan pemahaman secara kontekstual terhadap dalil-dalil syar’i. Karena itu, meskipun telah dimaklumi bahwa Nabi Saw. tidak pernah merayakan Maulid dan tidak ada hadits shahih yang secara tekstual menganjurkan Maulid, para ulama fuqaha dan ahli hadits dari berbagai madzhab tetap menganggap baik dan menganjurkan perayaan Maulid Nabi Saw.

“Peringatan Mailid Nabi juga didasarkan pada pemahaman secara kontekstual (istinbath/ijtihad) terhadap dalil-dalil al-Qur’an dan hadits,” katanya.

Di antara ayat al-Qur’an yang menjadi dasar perayaan maulid adalah: “Dan tiadalah Kami mengutus kamu, melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi semesta alam.” (QS. al-Anbiya’ : 107) dan ayat “Dengan karunia Allah dan rahmat-Nya, hendaklah dengan itu mereka bergembira.” (QS. Yunus : 58).

Nabi Muhammad SAW sendiri mengagungkan hari kelahirannya dengan puasa, sebagaimana hadis, “Dari Abu Qatadah ra., sesungguhnya Rasulullah SAW telah ditanya perihal puasa hari Senin, beliau bersabda: “Pada hari itu aku dilahirkan dan pada hari itu pula wahyu diturunkan.” (HR. Muslim)

Ayat di atas memerintahkan kita agar bergembira dengan karunia Allah dan rahmat-Nya yang diberikan kepada kita. Sahabat Ibnu Abbas ketika menafsirkan ayat tersebut berkata: “Karunia Allah adalah ilmu agama, sedangkan rahmat-Nya adalah Muhammad SAW.” Dari sini dapatlah disimpulkan, bahwa merayakan hari kelahiran Nabi SAW merupakan pengejawantahan dari ayat dan hadits di atas yang memerintahkan kita bergembira dengan rahmat Allah.

“Hal ini secara implisit memuat arti perayaan itu sendiri. Hanya saja cara mengungkapkannya berbeda, namun maksud dan tujuannya tetap sama. Artinya bisa dengan puasa, menjamu makanan, berkumpul guna berdzikir, bershalawat atas Nabi SAW, ataupun menyimak perangainya yang mulia.,” demikian KH Ma’ruf Asrori yang juga penasehat Jam’iyyah Al-Islah sambil mengetengahkan ayat al-Qur’an dan hadits nabi yang mendasarinya.

Pemahaman seperti ini perlu diketengahkan. “Peringatan maulid Nabi yang setiap tahunnya diadakan tidak sekedar seremonial belaka, tapi juga di-ilmiahi agar bernilai ibadah, dalam rangka mensyukuri rahmat Allah SWT dan menunjukkan kecintaan kita terhadap Rasulullah.

”Apalagi kalau dilihat acaranya sungguh padat dengan ibadah, seperti membaca al-Qur’an, shalawat, istighotsah dan ceramah sekitar akhlak Nabi yang perlu kita teladani, seperti akhlak beliau menjadi kepala keluarga, menerima tamu, dengan tetangga, menghadapi musuhnya dan posisinya sebagai kepala negara,” ungkapnya di tengah ratusan warga nahdliyin. 


Ditulis Oleh : Den Bagoez Sigit Pamuji Ragile Kanjengdoso

Sahabat sedang membaca artikel tentang Mengapa Kita Memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW?. Oleh Admin, Sahabat diperbolehkan mengcopy paste atau menyebar-luaskan artikel ini, namun jangan lupa untuk meletakkan link dibawah ini sebagai sumbernya .

Den Bagoez Sigit Pamuji Ragile Kanjengdoso

Mengapa Kita Memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW?
By Unknown.
Published at : 17:34
Rating 5.0 ★★★★★© 87833 reviews. based on Microformats review aggregate



Terimakasih atas kunjungan Anda



Share and Like this article :

Related Articles :

Comments
0 Comments
Janganlah ragu berbuat baik dan jangan mengharap balasan,Pada akhirnya,buah perbuatan akan selalu mengikuti kita [Habib Syech Bin Abdul Qodir Assegaf] Den Bagoez Sigit Pamuji

Berkomentarlah Yang Baik Dan Sopan Tunjukan Bahwa Kita Pecinta Rasullulah SAW


ೋღ❤ღೋ WE ARE SYEKHERMANIA ೋღ❤ღೋ

Like This Njeh???

 
Support : Den Bagoez Ragile Kanjengdoso
Proudly powered by Blogger
Copyright © 2011. SYEKHERMANIA LASKAR PURWOREJO - All Rights Reserved
SYEKHERMANIA LASKAR PURWOREJO
Template Design by Creating Website Published by Den Bagoez Ragile Kanjengdoso