Jika Anda menyukai Artikel di blog ini, Silahkan
klik disini untuk berlangganan gratis via email, dengan begitu Anda akan mendapat kiriman artikel setiap ada artikel yang terbit di SYEKHERMANIA LASKAR PURWOREJO
Tujuh Larangan dalam Buang Air dan Etikanya Serta Tips Kesehatan Ketika Dalam Kamar Mandi
Nu.or.id - Buang air dalam terminoligi fiqih sering disebut dengan Qadhil Hajat. Yaitu perasaan mendesak untuk buang hajat. Baik hajat air kecil maupun hajat air besar. Pada dasarnya ada beberapa tatakrama yang harus ditaati bagi mereka yang hendak buang air.
Pertama, dianjurkan mendahulukan kaki kiri ketika memasuki tempat buang air. Hal ini berlawanan dengan adab memasuki ruangan yang dimuliakan seperti rumah, mushalla, masjid dan lain sebagainya yang mengharuskan melangkahkan kaki kanan terlebih dahulu.
Kedua, ketika memasuki ruang buang air sunah membaca:
بسم الله اللهم انى اعوذ بك من الخبث والخبائث
Bismillahi allahumma inni a’udzubika minal khubutsi wal khabaits
Dengan nama Allah, Ya Allah aku berlindung kepada Mu dari godaan syaitan laki-laki dan perempuan.
Doa ini sangat penting mengingat tempat buang air yang identik dengan ruang kotor sebagai ruang berdiamnya para syaitan.
Ketiga, hendaklah berdo’a setelah membuang air sebagaimana doa yang diajakan oleh rasulullah saw:
غفرانك الحمد لله الذى أذهب عنى الأذى وعافانى
Ghufranaka alhamdulillahilladzi adzhaba anil adza wa ‘afani
Ya Allah aku mohon ampunan-Mu segala puji bagi Allah yang telah menghilangkan rasa sakit dariku dan yang telah memberikan kesehatan
Keempat, hendaklah ketika memasuki tempat buang air memakai alas kaki dan tutup kepala. Demikian anjuran fiqih mengenai tatakrama buang air.
Adapun larangan yang harus benar-benar dihindarkan dalam buang air ada enam hal.
Pertama, janganlah membelakangi atau menghadap ke arab kiblat. Kecuali terdapat tabir pemisah seperti tembok atau memang ada ruangan khusus untuk buang air. Maka bebas saja membuat toilet, WC dan kamar mandi ke arah yang disukai, asalkan tertutup.
Kedua, jangan melakukannya di air yang diam atau berhenti dan tidak mengalir.
Ketiga, jangan kencing atau berak di bawah pohon yang berbuah. Baik ketika musim berbuah atau sedang tidak berbuah.
Keempat, jangan melakukannya di jalan yang biasa dilalui manusia, di tempat berteduh dan juga di dalam lubang bumi yang bundar.
Kelima, jangan berbicara ataupun bercakap ketika sedang buang air. Kecuali dalam keadaan darurat.
Keenam, Jangan menghadap atau membelakangi matahari dan bulan ketika terbit atau terbenam dan terakhir, Jangan membawa sesuatu yang dimuliakan yaitu sesuatu yang bertuliska nama Allah swt. Demikian keterangan dalam Fathul Qarib al-Mujib dan Muraqil Ubudiyah.
Anas R.A
meriwayatkan bahwa Nabi SAW melarang minum sambil berdiri. Qatadah
menjelaskan, “Lalu kami bertanya, ‘kalau makan ?’ Beliau bersabda,
‘kalau makan (sambil berdiri) maka itu lebih buruk dan keji.” (HR.
Muslim)
Abu Hurairah meriwayatkan bahwa Nabi SAW bersabda :
“Janganlah seorang diantara kalian minum sambil berdiri. Barangsiapa yang lupa hal itu, hendaklah ia memuntahkannya.” (HR. Muslim)
“Janganlah seorang diantara kalian minum sambil berdiri. Barangsiapa yang lupa hal itu, hendaklah ia memuntahkannya.” (HR. Muslim)
Fakta Ilmiah :
Dr. Abdurrazzaq Al-Kailani menjelaskan bahwa minum dan makan sambil duduk lebih menyehatkan, aman, enak, dan menjaga kehormatan. Sebab, apa yang dimakan dan diminum sambil duduk akan melewati dinding perut dengan pelan dan lembut. Sedangkan, minum sambil berdiri menyebabkan jatuhnya air ke dasar perut dengan keras dan menghantamnya. Jika hal ini terjadi secara berulang-ulang dan dalam waktu yang lama bisa menyebabkan perut menjadi longgar dan lemah. Selanjutnya, perut akan sulit mencerna.
Dahulu, Nabi pernah minum sambil berdiri karena kondisi darurat yang menghalanginya untuk minum sambil duduk, seperti keadaan sesak di tempat-tempat yang suci. Beliau tidak menjadikan hal itu sebagai kebiasaan dan terus-menerus. Di samping itu, makan sambil berjalan juga tidak sehat, sebagaimana yang telah diketahui masyarakat muslim.
Dr. Abdurrazzaq Al-Kailani menjelaskan bahwa minum dan makan sambil duduk lebih menyehatkan, aman, enak, dan menjaga kehormatan. Sebab, apa yang dimakan dan diminum sambil duduk akan melewati dinding perut dengan pelan dan lembut. Sedangkan, minum sambil berdiri menyebabkan jatuhnya air ke dasar perut dengan keras dan menghantamnya. Jika hal ini terjadi secara berulang-ulang dan dalam waktu yang lama bisa menyebabkan perut menjadi longgar dan lemah. Selanjutnya, perut akan sulit mencerna.
Dahulu, Nabi pernah minum sambil berdiri karena kondisi darurat yang menghalanginya untuk minum sambil duduk, seperti keadaan sesak di tempat-tempat yang suci. Beliau tidak menjadikan hal itu sebagai kebiasaan dan terus-menerus. Di samping itu, makan sambil berjalan juga tidak sehat, sebagaimana yang telah diketahui masyarakat muslim.
Dr. Ibrahim
Ar-Rawi menyatakan bahwa manusia ketika berdiri dalam keadaan tertekan
dan alat penyeimbang dalam syarafnya dalam keadaan sangkat aktif.
Sehingga, ia melakukan kontrol penuh terhadap seluruh otot tubuh untuk
melakukan keseimbangan dan berdiri tegak. Hal itu membuat manusia tidak
mampu mendapat ketenangan dari organ tubuh yang berfungsi untuk
aktifitas makan dan minum. Ketenangan ini hanya diraih manusia saat
dalam kondisi duduk. Sebab, sejumlah otot dan syaraf dalam keadaan
tenang dan santai, pancaindra normal, serta respon sistem pencernaan
terhadap makanan dan minuman juga semakin baik.
Fakta
lainnya, makan dan minum yang dilakukan dengan berdiri secara
terus-menerus akan membahayakan dinding usus dan beresiko menyebabkan
lukan pada lambung. Menurut para dokter, 95 % luka pada lambung terjadi
di tempat-tempat jalan masuknya makanan atau minuman. Saat berdiri, akan
terjadi pengerutan otot pada tenggorokan yang menghalangi jalannya
makanan ke usus secara mudah. Ini terkadang menyebabkan rasa sakit dan
mengganggu fungsi pencernaan. Akibatnya, seseorang bisa kehilangan rasa
nyaman saat makan dan minum. Semakin lama dan keseringan bisa
menyebabkan penyakit ginjal.
LARANGAN KENCING SAMBIL BERDIRI
Kencing atau
bahasa halusnya buang air seni ini sudah bukan suatu hal yang asing lagi
bagi umat manusia. Setiap manusia melakukan aktivitas ini untuk
mengeluarkan sisa-sisa metabolisme tubuh (mengeluarkan kotoran tubuh).
Dalam melakukan aktivitas inipun kita dituntut melakukannya dengan benar
dan sesuai aturan.
Hadits yang
diriwayatkan oleh Aisyah R.A, di mana beliau berkata,“Siapa yang bilang
bahwa Rasulullah SAW kencing sambil berdiri, jangan dibenarkan. Beliau
tidak pernah kencing sambil berdiri.”
Dari Aisyah R.A. berkata bahwa Rasulullah SAW tidak pernah kencing sambil berdiri semenjak diturunkan kepadanya Al-Quran.
Dari Aisyah R.A. berkata bahwa Rasulullah SAW tidak pernah kencing sambil berdiri semenjak diturunkan kepadanya Al-Quran.
Secara medis
kencing berdiri adalah penyebab utama penyakit kencing batu pada semua
penderita penyakit tersebut dan merupakan salah satu penyebab penyakit
lemah syahwat bagi sebagian pria.
Secara agama,
kebanyakan orang yang biasanya kencing berdiri kemudian mereka akan
mendirikan shalat, ketika akan ruku’ atau sujud maka terasa ada sesuatu
yang keluar dari kemaluannya, itulah sisa air kencing yang tidak habis
terpencar ketika kencing sambil berdiri, apabila hal ini terjadi maka
shalat yang dikerjakannya tidak sah karena air kencing adalah najis dan
salah satu syarat sahnya shalat adalah suci dari hadats kecil maupun
hadats besar.
Umumnya kita
memandang ringan terhadap cara dan tempat buang air, mungkin karena
pertimbangan waktu atau situasi dan kondisi yang mengharuskan (terpaksa)
untuk kencing berdiri tanpa menyangka keburukannya dari sisi sunnah dan
kesehatan. Orang dulu mempunyai budaya melarang anak kencing berdiri
sehingga kita sering mendengar pepatah “Guru kencing berdiri, murid
kencing berlari”, karena memang terdapat efek negatif dari kencing
berdiri.
Kebiasaan
orang kencing berdiri akan mudah lemah bathin, karena sisa-sisa air
dalam pundit-pundi yang tidak habis terpancar menjadikan kelenjar
otot-otot dan urat halus sekitar zakar menjadi lembek dan kendur.
Berbeda dengan buang air jongkok, dalam keadaan bertinggung tulang paha
di kiri dan kanan merenggangkan himpitan buah zakar. Ini memudahkan air
kencing mudah mengalir habis dan memudahkan untuk menekan pangkal buah
zakar sambil berdehem-dehem. Dengan cara ini, air kencing akan keluar
hingga habis, malahan dengan cara ini kekuatan sekitar otot zakar
terpelihara.
Ketika buang air kencing berdiri ada rasa tidak puas, karena masih ada sisa air dalam kantong dan telur zakar di bawah batang zakar. Ia berkemungkinan besar menyebabkan kencing batu. Kenyataan membuktikan bahwa batu karang yang berada dalam ginjal atau kantong seni dan telur zakar adalah disebabkan oleh sisa-sisa air kencing yang tak habis terpencar. Endapan demi endapan akhirnya mengkristal/mengeras seperti batu karang.
Ketika buang air kencing berdiri ada rasa tidak puas, karena masih ada sisa air dalam kantong dan telur zakar di bawah batang zakar. Ia berkemungkinan besar menyebabkan kencing batu. Kenyataan membuktikan bahwa batu karang yang berada dalam ginjal atau kantong seni dan telur zakar adalah disebabkan oleh sisa-sisa air kencing yang tak habis terpencar. Endapan demi endapan akhirnya mengkristal/mengeras seperti batu karang.
Jika anda
biasa meneliti sisa air kencing yang tak dibersihkan dalam kamar mandi,
anda bayangkan betapa keras kerak-keraknya. Bagaimana jika itu ada di
kantong kemaluan Anda?? Hal ini juga merupakan salah satu yang
menyebabkan penyakit lemah syahwat pada pria selain dari penyebab
kencing batu.
Sesungguhnya
banyak siksa kubur dikarenakan kencing maka bersihkanlah dirimu dari
(percikan dan bekas) kencing. (HR. Al Bazzaar dan Ath-Thahawi)
Hadis
riwayat Ibnu Abbas R.A., ia berkata: Rasulullah saw. pernah melewati dua
buah kuburan, lalu beliau bersabda: Ingat, sesungguhnya dua mayit ini
sedang disiksa, namun bukan karena dosa besar. Yang satu disiksa karena
ia dahulu suka mengadu domba, sedang yang lainnya disiksa karena tidak
membersihkan dirinya dari air kencingnya. Kemudian beliau meminta
pelepah daun kurma dan dipotongnya menjadi dua. Setelah itu beliau
menancapkan salah satunya pada sebuah kuburan dan yang satunya lagi pada
kuburan yang lain seraya bersabda: Semoga pelepah itu dapat meringankan
siksanya, selama belum kering. (Shahih Muslim No.439)
Demikian
hikmahnya Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi Wa Salam melarang kencing
berdiri. Dan bagi muslim yang shalat, kadang setelah keluar dari WC dan
mau shalat, ketika ruku’ dalam shalat kita merasa ada sesuatu yang
keluar dari kemaluan, itu adalah sisa air kencing yang tidak habis
terpencar akibat dari kencing berdiri yang tidak tuntas keluar, hal ini
menyebabkan shalat tidak sah karena salah satu sarat sahnya shalat
adalah bersih dan suci dari najis baik hadats kecil maupun hadats besar,
dan air kencing merupakan najis.
Sehingga
Nabi Shalallahu ‘Alaihi Wasalam sering mengingatkan dalam sabdanya:
“Hati-hatilah dalam masalah kencing karena kebanyakan siksa kubur
dikarenakan tidak berhati-hati dalam kencing”.
Maka ada
baiknya kita belajar adab-adab dan sunnah-sunnah di kamar mandi (WC)
berikut agar kita banyak mendapatkan manfaat baik di dunia (kesehatan)
maupun di akhirat (agama) yang telah diajarkan Rasulullah Shalallahu
‘Alaihi Wasalam.
TIPS KESEHATAN DALAM KAMAR MADI
1. Buang air
jongkok (tidak berdiri jika tidak terpaksa/darurat). Agar kotoran bisa
keluar tuntas sehingga tidak menjadi penyebab kencing batu maupun lemah
syahwat.
Menggunakan alas kaki. Menurut penelitian di Amerika di dalam kamar mandi/WC ada sejenis virus dengan type Americanus yang masuk lewat telapak kaki orang yang ada di WC tersebut. Dengan proses waktu yang panjang virus tersebut naik ke atas tubuh dan ke kepala merusak jaringan otak yang menyebabkna otak lemah tak mampu lagi mengingat, blank semua memori otak sehingga pikun. Sandal hendaknya diletakkan di luar WC, jangan di dalam WC, karena semakin kotor, lembab dan tak mengenai sasaran kebersihan.
Menggunakan alas kaki. Menurut penelitian di Amerika di dalam kamar mandi/WC ada sejenis virus dengan type Americanus yang masuk lewat telapak kaki orang yang ada di WC tersebut. Dengan proses waktu yang panjang virus tersebut naik ke atas tubuh dan ke kepala merusak jaringan otak yang menyebabkna otak lemah tak mampu lagi mengingat, blank semua memori otak sehingga pikun. Sandal hendaknya diletakkan di luar WC, jangan di dalam WC, karena semakin kotor, lembab dan tak mengenai sasaran kebersihan.
2. Masuk
kamar mandi/WC dengan kaki kiri dan keluar dengan kaki kanan. Inilah
sunnah yang diperintahkan oleh Nabi, dan juga disunnahkan untuk membaca
doa sebelum masuk kamar mandi (doa dibaca di luar kamar mandi) dan
setelah keluar dari kamar mandi. Berbeda jika kita masuk masjid dan
rumah, masuk masjid atau rumah dengan kaki kanan dan keluar dengan kaki
kiri.
3. Beristinja’ dengan air dan dengan tangan kiri.
4.
Beristinja’ (bersuci dan membersihkan kotoran) dengan air, bukan dengan
tissue atau lainnya kecuali jika tidak ditemukan air ketika dihutan,
padang pasir dsb. Boleh gunakan tissue tapi harus dibilas lagi dengan
air setelahnya. Syarat kebersihan dan kesucian dari najis menurut
syariat adalah hilang warna, hilang bau, dan hilang rasa dari najis
tersebut. Beristinja’ juga disunnahkan dengan tangan kiri, inilah
pembagian tugas dari tangan, bagaimana tangan kiri untuk urusan
‘belakang’ sedangkan untuk makan & minum disunnahkan dengan tangan
kanan, jangan dicampuradukkaan, tangan yang untuk urusan belakang itu
juga untuk makan. Dan Nabi melarang makan & minum dengan tangan
kiri.
5. Jangan
merancang/merencanakan sesuatu di WC. Nabi sangat melarang merencanakan
atau membuat suatu rencana/ide/inspirasi di dalam WC, karena WC adalah
markaznya syetan sebagaimana doa kita ketika hendak masuk WC: “Allahumma
inni a’udzubika minal khubutsi wal khabaits”, Yaa Allah, aku berlindung
kepada-Mu dari godaan syetan laki-laki maupun perempuan”. Karena
dikhawatirkan rencana/ide/inspirasi yang didapat berasal dari bisikan
syetan yang kelihatannya baik tapi setelah dijalankan ternyata banyak
mudharat/keburukannya. Begitu juga setelah keluar WC, baca istighfar dan
doa keluar WC. Secara adab dan budaya pun sangat tidak baik, masa
sambil buang kotoran mencari ide/inspirasi atau merencanakan sesuatu
yang baik apalagi sesuatu itu menyangkut hajat hidup orang banyak.
Disunnahkan juga untuk menyegerakan keluar WC apabila hajat sudah
selesai, bukan malah bernyanyi-nyanyi apalagi sambil baca buku atau
Koran.
7. Ketika
buang air dilarang menghadap atau membelakangi qiblat, apabila lubang WC
menghadap qiblat hendaknnya ketika buang air badan agak diserongkan
sedikit
Apabila sunnah diamalkan walaupun dalam kamar mandi maka kita ini juga namanya ibadah. Betapa sayangnya setiap hari kita ke kamar mandi beberapa kali tapi tidak mendapatkan pahala ibadah dengan menghidupkan sunnah. Padahal salah satu maksud dan tujuan manusia diciptakan adalah untuk ibadah.
Apabila sunnah diamalkan walaupun dalam kamar mandi maka kita ini juga namanya ibadah. Betapa sayangnya setiap hari kita ke kamar mandi beberapa kali tapi tidak mendapatkan pahala ibadah dengan menghidupkan sunnah. Padahal salah satu maksud dan tujuan manusia diciptakan adalah untuk ibadah.
Demikian, semoga bermanfaat bagi kita semua.
sumber:
http://khalidabdullah.com/inilah-sebabnya-nabi-melarang-umatnya-kencing-berdirihttp://pribadimanfaat.blogspot.com/2013/07/larangan-makan-dan-minum-sambil-berdiri.html
Ditulis Oleh : Den Bagoez Sigit Pamuji Ragile Kanjengdoso
Sahabat sedang membaca artikel tentang Tujuh Larangan dalam Buang Air dan Etikanya Serta Tips Kesehatan Ketika Dalam Kamar Mandi. Oleh Admin, Sahabat diperbolehkan mengcopy paste atau menyebar-luaskan artikel ini, namun jangan lupa untuk meletakkan link dibawah ini sebagai sumbernya .
Tujuh Larangan dalam Buang Air dan Etikanya Serta Tips Kesehatan Ketika Dalam Kamar Mandi
By Published at : 21:37
By Published at : 21:37
Related Articles :